Miskonsepsi dan Kendala Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran Kimia di SMP dan SMA
MISKONSEPSI
Miskonsepsi atau salah konsep merupakan konsep yang tidak sesuai dengan konsep yang diterima secara umum atau konsep yang diterima oleh orang banyak. Dapat juga diartikan dengan konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima para ilmuwan pada bidang yang bersangkutan.
Miskonsepsi terbentuk secara alami dan tidak terelakkan, miskonsepsi merupakan bagian dari proses belajar. Apabila tidak segera diluruskan, miskonsepsi sering di bawa siswa dari tingkat sekolah dasar sampai ke perguruan tinggi.
Salah satu contoh miskonsepsi pada pembelajaran kimia adalah pada materi ikatan kovalen satu atom dengan atom lain, yaitu apabila suatu atom apabila telah memiliki elektron ikatan oktet (8) atau duplet(2) maka atom tersebut tidak dapat berikatan lagi dengan atom lain, dalam artian sudah mencapai kestabilan. Padahal tidak demikian, contohnya yaitu unsur PCl5 yang memiliki elektron valensi lebih dari 8.
Kendala Implementasi Kurikulum 2013 dalam Pembelajaran Kimia di SMP dan SMA
Kurikulum 2013 (K-13) adalah kurikulum yang berlaku dalam Sistem Pendidikan Indonesia. Kurikulum ini merupakan kurikulum tetap diterapkan oleh pemerintah untuk menggantikan Kurikulum-2006 (yang sering disebut sebagai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) yang telah berlaku selama kurang lebih 6 tahun. Kurikulum 2013 masuk dalam masa percobaanya pada tahun 2013 dengan menjadikan beberapa sekolah menjadi sekolah rintisan.
Pada tahun ajaran 2013/2014, tepatnya sekitar pertengahan tahun 2013, Kurikulum 2013 diimpelementasikan secara terbatas pada sekolah perintis, yakni pada kelas I dan IV untuk tingkat Sekolah Dasar, kelas VII untuk SMP, dan kelas X untuk jenjang SMA/SMK, sedangkan pada tahun 2014, Kurikulum 2013 sudah diterapkan di Kelas I, II, IV, dan V sedangkan untuk SMP Kelas VII dan VIII dan SMA Kelas X dan XI. Jumlah sekolah yang menjadi sekolah perintis adalah sebanyak 6.326 sekolah tersebar di seluruh provinsi di Indonesia.
Kurikulum 2013 memiliki empat aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek keterampilan, aspek sikap, dan perilaku. Di dalam Kurikulum 2013, terutama di dalam materi pembelajaran terdapat materi yang dirampingkan dan materi yang ditambahkan. Materi yang dirampingkan terlihat ada di materi Bahasa Indonesia, IPS, PPKn, dsb., sedangkan materi yang ditambahkan adalah materi Matematika.
Materi pelajaran tersebut (terutama Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam) disesuaikan dengan materi pembelajaran standar Internasional (seperti PISA dan TIMSS) sehingga pemerintah berharap dapat menyeimbangkan pendidikan di dalam negeri dengan pendidikan di luar negeri.
Secara umum penerapan implementasi K-13 tak luput dari beberapa permasalahan, Berikut permasalahan kurikulum 2013, seperti dilansir laman Kemendikbud, Kamis (11/12/2014).
1. Tidak ada kajian terhadap penerapan Kurikulum 2006 yang berujung pada kesimpulan urgensi perpindahan kepada Kurikulum 2013.
2. Tidak ada evaluasi menyeluruh terhadap uji coba penerapan Kurikulum 2013 setelah setahun penerapan di sekolah-sekolah yang ditunjuk.
3. Kurikulum sudah diterapkan di seluruh sekolah di bulan Juli 2014, sementara instruksi untuk melakukan evaluasi baru dibuat 14 Oktober 2014, yaitu enam hari sebelum pelantikan presiden baru (Peraturan Menteri no 159).
Penjelasan poin ini adalah, Pada Pasal 2 ayat 2 dalam Peraturan Menteri nomor 159 Tahun 2014 itu menyebutkan bahwa Evaluasi Kurikulum untuk mendapatkan informasi mengenai: Kesesuaian antara Ide Kurikulum dan Desain Kurikulum; Kesesuaian antara Desain Kurikulum dan Dokumen Kurikulum; Kesesuaian antara Dokumen Kurikulum dan Implementasi Kurikulum; dan Kesesuaian antara Ide Kurikulum, Hasil Kurikulum, dan Dampak Kurikulum. Kenyataannya, Kurikulum 2013 diterapkan di seluruh sekolah sebelum dievaluasi kesesuaian antara ide, desain, dokumen hingga dampak kurikulum.
4. Penyeragaman tema di seluruh kelas, sampai metode, isi pembelajaran dan buku yang bersifat wajib sehingga terindikasi bertentangan dengan UU Sisdiknas.
5. Penyusunan konten Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang tidak seksama sehingga menyebabkan ketidakselarasan.
6. Kompetensi Spiritual dan Sikap terlalu dipaksakan sehingga menganggu substansi keilmuan dan menimbulkan kebingungan dan beban administratif berlebihan bagi para guru.
7. Metode penilaian sangat kompleks dan menyita waktu sehingga membingungkan guru dan mengalihkan fokus dari memberi perhatian sepenuhnya pada siswa.
8. Ketidaksiapan guru menerapkan metode pembelajaran pada Kurikulum 2013 yang menyebabkan beban juga tertumpuk pada siswa sehingga menghabiskan waktu siswa di sekolah dan di luar sekolah.
9. Ketergesa-gesaan penerapan menyebabkan ketidaksiapan penulisan, pencetakan dan peredaran buku sehingga menyebabkan berbagai permasalahan di ribuan sekolah akibat keterlambatan atau ketiadaan buku.
10. Berganti-gantinya regulasi kementerian akibat revisi yang berulang.
Permasalahan : seperti yang kita ketahui, kurikulum 2013 sudah beberapa tahun diterapkan, namun masih banyak kendala dalam implementasinya di sekolah sekolah, contoh, kurangnya sarana dan prasarana sekolah, kurangnya SDM berkualitas di daerah-daerah, dan masih banyak lagi kendala lainnya. Bagaimana mengatasi kendala tersebut? Apakah kurikulum ini masih dapat diberlakukan di Indonesia?
cara untuk mengatasi kurangnya sarana dan prasarana yaitu dapat memulai pelajaran dari yang sederhana dengan memanfaatkan apa yang tersedia di lingkungan sekitar untuk menunjang proses pembelajaran selain itu rendahnya sdm terutama guru tidak dapat dipungkiri memang masih ada untuk mengatasi rendahnya sdm tersebut cara yang dapat dilakkan yaitu memberikan pelatihan kepada guru2 tentang bagaimana penerapan k13 ini sesuai pengan semestinya, dan memberikan pemahaman kepada guru bahwa sebagai seorang guru haruslah dituntut untuk dapat menjadi guru yang kreatif bukan dari hanya cara penyampaian materi tetapi juga dapat memvariasikan model dan media yang digunakan
BalasHapusjika ditanya layak atau tidak menurut saya masih layak dari observasi yang telah saya lakukan pada beberapa sekolah kebanyakan guru tidak berkeberatan untuk k13 tetap dilanjutkan karena k13 sekarang sudah lebih mudah dijalankan jika dibandingkan dengan k13 dulu saat awal penerapannya dikarenkan terus dilakukan revisi oleh pemerintah terhadap kurikulum ini
setelah beberapa tahun di berlakukan, sudah sejauh mana imlementasi ini terlaksana berdasarkan observasi yang telah dilakukan?
Hapuscara mengatasi kendala-kendala dari penerapan K-13 saat ini yaitu terlebih dahulu kita harus mengetahui dari mana kendala tersebut berasal.
BalasHapusjika kendala tersebut berasal dari guru, maka pemerintah harus terus berupaya agar guru di indonesia mendapatkan pelatihan dan sosialisasi tentang K-13.
jika kendala berasal dari sarana prasarana yg kurang, kita bisa memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai pembelajaran seperti apa yg dikatakan oleh syafira.
benar sekali dwi, baru baru ini juga diadakan pelatihan mengenai kurikulum 2013 untuk guru-guru sekolah di kabupaten Batanghari
HapusKabangakan sekolah sudah mulai menggunakan k13. Student center jg sudah diterapkan melalui diskusi2 yangmana akan membantu afektif siswa. Hanya saja masih terdapat beberapa kendala yang dianggap cukup sulit dihindarkan. Ini menggerakan peran kita sebagai guru muda untk lebih memperhatikan dan mulai mengantisipasi hal2 tersebut
BalasHapus