Isu-Isu dalam Model Belajar Mengajar Kuantum
Pembelajaran quantum merupakan salah satu model, strategi, dan pendekatan pembelajaran yang mengutamakan pada keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran.
Pengertian
Istilah “quantum” dipinjam dari dunia ilmu fisika yang berarti interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Maksudnya dalam pembelajaran quantum, pengubahan bermacam- macam interaksi yang terjadi dalam kegiatan belajar. Interaksi- interaksi ini mengubah kemampuan dan bakat alamiah guru dan siswa menjadi hal yang bermanfaat bagi kemajuan mereka dalam belajar secara efektif dan efisien.
Quantum learning ialah kiat, petunjuk, strategi, dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat.
Tujuan
Tujuan pokok pembelajaran kuantum yaitu meningkatkan partisipasi siswa melalui penggubahan keadaan, meningkatkan motivasi dan minat belajar, meningkatkan daya ingat dan meningkatkan rasa kebersamaan, meningkatkan daya dengar, dan meningkatkan kehalusan perilaku.
Dimensi pengembangan konteks pembelajaran kuantum yaitu suasana belajar yang menyenangkan, landasan yang kukuh, lingkungan yang mendukung, dan rancangan belajar yang dinamis.
Pembelajaran kuantum mengonsep tentang “menata pentas lingkungan belajar yang tepat”, yaitu bagaimana upaya penataan situasi lingkungan belajar yang optimal baik secara fisik maupun mental. Lingkungan belajar terdiri dari lingkungan mikro dan lingkungan makro. Lingkungan mikro adalah tempat siswa melakukan proses belajar, bekerja, dan berkreasi. Lebih khusus lagi perhatian pada penataan meja, kursi, dan belajar yang teratur. Lingkungan makro yaitu dunia luas, artinya siswa diminta untuk menciptakan kondisi ruang belajar di masyarakat. Mereka diminta berinteraksi sosial ke lingkungan masyarakat yang diminatinya, sehingga kelak dapat berhubungan secara aktif dengan masyarakat.
Cakupan
“Quantum learning mencakup aspek-aspek penting dalam program neurolinguistik (NLP), yaitu suatu penelitian tentang bagaimana otak mengatur informasi. Program ini meneliti hubungan antara bahasa dan perilaku dan dapat digunakan untuk menciptakan jalinan pengertian siswa dan guru. Para pendidik dengan pengetahuan NLP mengetahui bagaimana menggunakan bahasa yang positif untuk meningkatkan tindakan-tindakan posistif – faktor penting untuk merangsang fungsi otak yang paling efektif. Semua ini dapat pula menunjukkan dan menciptakan gaya belajar terbaik dari setiap orang (Bobby De Porter dan Hernacki, 1992)
Berdasarkan penjelasan mengenai apa dan bagaimana unsur-unsur dan struktur otak manusia bekerja, dibuat model pembelajaran yang dapat mendorong peningkatan kecerdasan linguistik, matematika, visual/spasial, kinestetik/perasa, musikal, interpersonal, intarpersonal, dan intuisi. Bagaimana mengembangkan fungsi motor sensorik (melalui kontak langsung dengan lingkungan), sistem emosional-kognitif (melalui bermain, meniru, dan pembacaan cerita), dan kecerdasan yang lebih tinggi (melalui perawatan yang benar dan pengondisian emosional yang sehat). Bagaimana memanfaatkan cara berpikir dua belahan otak “kiri dan kanan”. Proses berpikir otak kiri (yang bersifat logis, sekuensial, linear dan rasional), misalnya, dikenakan dengan proses pembelajaran melalui tugas-tugas teratur yang bersifat ekspresi verbal, menulis, membaca, asosiasi auditorial, menempatkan detil dan fakta, fonetik, serta simbolisme. Proses berpikir otak kanan (yang bersifat acak, tidak teratur, intuitif, dan holistik), dikenakan dengan proses pembelajaran yang terkait dengan pengetahuan nonverbal (seperti perasaan dan emosi), kesadaran akan perasaan tertentu (merasakan kehadiran orang atau suatu benda), kesadaran spasial, pengenalan bentuk dan pola, musik, seni, kepekaan warna, kreatifitas dan visualisasi. Semua itu, pada akhirnya, tertuju pada proses belajar yang menargetkan tumbuhnya “emosi positif, kekuatan otak, keberhasilan, dan kehormatan diri.” Keempat unsur ini bila digambarkan saling terkait. Dari kehormatan diri, misalnya, terdorong emosi positif yang mengembangkan kekuatan otak, dan menghasilkan keberhasilan, lalu (balik lagi) kepada penciptaan kehormatan diri.
Dari proses inilah, quantum learning menciptakan konsep motivasi, langkah-langkah menumbuhkan minat, dan belajar aktif. Membuat simulasi konsep belajar aktif dengan gambaran kegiatan seperti: “belajar apa saja dari setiap situasi, menggunakan apa yang Anda pelajari untuk keuntungan Anda, mengupayakan agar segalanya terlaksana, bersandar pada kehidupan.” Gambaran ini disandingkan dengan konsep belajar pasif yang terdiri dari: “tidak dapat melihat adanya potensi belajar, mengabaikan kesempatan untuk berkembang dari suatu pengalaman belajar, membiarkan segalanya terjadi, menarik diri dari kehidupan.
Permasalahan: Apakah pembelajaran Kuantum ini efektif diterapkan di sekolah-sekolah, faktor apa saja yang menjadi indikator keberhasilan model pembelajaran ini.
Prinsip dari Quantum Teaching and Learning
8 Kunci Excellent
Value Relatioship
Contoh dari BIG ME, BIG YOU:
BIG ME AND BIG YOU (Quantum Teaching & Learning)
Persamaan
Quantum Teaching ini diibaratkan mengikuti konsep Fisika Quantum yaitu:
E = mc2
E = Energi
(antusiasme, efektivitas belajar-mengajar,semangat)
m = massa
(semua individu yang terlibat, situasi, materi, fisik)
c = interaksi
(hubungan yang tercipta di kelas)
Berdasarkan
persamaan ini dapat dipahami, interaksi serta proses pembelajaran yang tercipta
akan berpengaruh besar sekali terhadap efektivitas dan antusiasme belajar pada
peserta didik.
Prinsip dari Quantum Teaching and Learning
Quantum
Learning Model memiliki lima prinsip atau kebenaran tetap. Prinsip-prinsip ini dianggap
sebagai chord dasar dari simfoni belajar seorang guru. Prinsip-prinsip tersebut
adalah :
1. Ketahuilah
bahwa segalanya berbicara: Dalam pembelajaran kuantum, segala sesuatu mulai
lingkungan pembelajaran sampai dengan bahasa tubuh pengajar, penataan ruang
sampai guru, mulai kertas yang dibagikan oleh pengajar sampai dengan rancangan
pembelajaran, semuanya mengirim pesan tentang pembelajaran.
2. Ketahuilah
bahwa segalanya bertujuan: Semua yang terjadi dalam proses pengubahan energy
menjadi cahaya mempunyai tujuan. Tidak ada kejadian yang tidak bertujuan. Baik
pembelajar maupun pengajar harus menyadari bahwa kejadian yang dibuatnya selalu
bertujuan.
3. Sadarilah
bahwa pengalaman mendahului penamaan: Poses pembelajaran paling baik terjadi
ketika pembelajar telah mengalami informasi sebelum mereka memperoleh makna
untuk apa yang mereka pelajari. Dikatakan demikian karena otak manusia
berkembang pesat dengan adanya stimulan yang kompleks, yang selanjutnya akan
menggerakkan rasa ingin tahu.
4. Akuilah
setiap usaha yang dilakukan dalam pembelajaran: Pembelajaran atau belajar
selalu mengandung risiko besar. Dikatakan demikian karena pembelajaran berarti
melangkah keluar dari kenyamanan dan kemapanan di samping berarti membongkar
pengetahuan sebelumnya. Pada waktu pembelajar melakukan langkah keluar ini,
mereka patut memperoleh pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka.
Bahkan sekalipun mereka berbuat kesalahan, perlu diberi pengakuan atas usaha
yang mereka lakukan.
5. Sadarilah
bahwa sesuatu yang layak dipelajari layak pula dirayakan: Segala sesuatu
dipelajari sudah pasti layak pula dirayakan keberhasilannya. Perayaaan atas apa
yang telah dipelajari dapat memberikan balikan mengenai kemajuan dan
meningkatkan asosiasi emosi positif dengan pembelajaran.
8 Kunci Excellent
Ada delapan
prinsip keunggulan yang juga disebut delapan kunci keunggulan yang diyakini
dalam pembelajaran . Delapan kunci keunggulan itu sebagai berikut.
1.Terapkanlah Hidup dalam Integritas Dalam pembelajaran, bersikaplah apa adanya, tulus, dan menyeluruh yang lahir ketika nilai-nilai dan perilaku kita menyatu. Hal ini dapat meningkatkan motivasi belajar yang pada gilirannya mencapai tujuan belajar. Dengan kata lain, integritas dapat membuka pintu jalan menuju prestasi puncak
1.Terapkanlah Hidup dalam Integritas Dalam pembelajaran, bersikaplah apa adanya, tulus, dan menyeluruh yang lahir ketika nilai-nilai dan perilaku kita menyatu. Hal ini dapat meningkatkan motivasi belajar yang pada gilirannya mencapai tujuan belajar. Dengan kata lain, integritas dapat membuka pintu jalan menuju prestasi puncak
2.Akuilah
Kegagalan Dapat Membawa Kesuksesan Dalam pembelajaran, kita harus mengerti dan
mengakui bahwa kesalahan atau kegagalan dapat memberikan informasi kepada kita
yang diperlukan untuk belajar lebih lanjut sehingga kita dapat berhasil.
Kegagalan janganlah membuat cemas terus menerus dan diberi hukuman karena
kegagalan merupakan tanda bahwa seseorang telah belajar.
3.Berbicaralah dengan Niat Baik Dalam pembelajaran, perlu dikembangkan keterampilan
berbicara dalam arti positif dan bertanggung jawab atas komunikasi yang jujur
dan langsung. Niat baik berbicara dapat meningkatkan rasa percaya diri dan
motivasi belajar pembelajar.
4.Membuat sesuatu kejutan yang luar biasa
5.Tegaskanlah Komitmen Dalam pembelajaran, baik pengajar maupun pembelajar harus
mengikuti visi-misi tanpa ragu-ragu, tetap pada rel yang telah ditetapkan.
Untuk itu, mereka perlu melakukan apa saja untuk menyelesaikan pekerjaan. Di
sinilah perlu dikembangkan slogan: Saya harus menyelesaikan pekerjaan yang
memang harus saya selesaikan, bukan yang hanya saya senangi.
6.Jadilah Pemilik Dalam pembelajaran harus ada tanggung jawab. Tanpa tanggung
jawab tidak mungkin terjadi pembelajaran yang bermakna dan bermutu. Karena itu,
pengajar dan pembelajar harus bertanggung jawab atas apa yang menjadi tugas
mereka. Mereka hendaklah menjadi manusia yang dapat diandalkan, seseorang yang
bertanggung jawab.
7.Tetaplah Lentur Dalam pembelajaran, pertahankan kemampuan untuk mengubah yang
sedang dilakukan untuk memperoleh hasil yang diinginkan. Pembelajar,
lebih-lebih pengajar, harus pandai-pandai membaca lingkungan dan suasana, dan
harus pandai-pandai mengubah lingkungan dan suasana bilamana diperlukan.
Misalnya, di kelas guru dapat saja mengubah rencana pembelajaran bilamana
diperlukan demi keberhasilan siswa-siswanya; jangan mati-matian mempertahankan
rencana pembelajaran yang telah dibuat.
8.Pertahankanlah Keseimbangan Dalam pembelajaran, pertahankan jiwa, tubuh, emosi,
dan semangat dalam satu kesatuan dan kesejajaran agar proses dan hasil
pembelajaran efektif dan optimal. Tetap dalam keseimbangan merupakan proses
berjalan yang membutuhkan penyesuaian terus-menerus sehingga diperlukan sikap dan
tindakan cermat dari pembelajar dan pengajar.
Value Relatioship
Nilai hubungan
seseorang itu ada 4 kategori, yaitu :
1. Small me, small
you
2. Small me, big
you
3. Big me, smal
you
4. Big me, big you
Dalam kehidupan
sehari-hari baik itu di sekolah, lingkungan tetangga, masyarakat, terutama
dengan teman-teman disekeliling kita, ada baiknya kita tertuju pada BIG ME BIG
YOU. Kita dapat beranggapan bahwa diri kita sama dengan orang lain dalam hal
kemampuan ataupun sikap. Kita tidak boleh menganggap bahwa kita kecil, tidak
boleh pula menganggap diri kita besar disbanding yang lain. Kita harus
menganggap diri kita dan orang lain sama-sama besar untuk dapat maju.
Contoh dari BIG ME, BIG YOU:
Billy adalah
seorang siswa yang kemampuan kognitif dalam bidang kimia tidak perlu diragukan
lagi, Billy sering mendapat juara kelas di sekolahnya, dalam perlombaan diluar
sekolahpun, bisa dikatakan sangat menguasai materi kimia, bahkan yang terakhir
ia mengikuti lomba olimpiade Kimia tingkat Nasional. Billy mempunyai teman sekelas yang
bernama Wandi, Wandi ini adalah siswa yang hebat dalam bidang matematika. Wandi yakin
juga bisa seperti Billy. Wandi beranggapan, apabila Billy bisa, ia juga pasti bisa. Dalam pertemanan
mereka ini, mereka saling membantu satu sama lain. Dalam artian Billy bermanfaat
untuk Wandi dan Wandi bermanfaat untuk Billy walau dalam bidang yang berbeda.
Menurut saya . Model pembelajaran ini kurang efektif digunakan, karena membutuhkan waktu yang lama dan juga membutuhkan peralatan,dimana tidak semua sekolah mempunyai peralatan yg diinginkan
BalasHapus